3 Anggapan Keliru soal Menaikkan Berat Badan

Upaya menaikkan berat badan jarang dibahas karena tak sepopuler menurunkan berat badan.

Alhasil, banyak mitos yang beredar tentang cara menaikkan berat badan yang tidak akurat.

“Untuk menaikkan berat badan secara aman dan sehat, menu makanan perlu diatur dengan lebih baik,” kata pakar nutrisi dan pelatih Fita, Devina Tri Lestari.

Ia mencontohkan menu makanan sebaiknya memasukkan lebih banyak karbohidrat kompleks, lemak sehat (lemak tak jenuh), dan protein, yang merupakan penyumbang lebih banyak kalori bagi tubuh.

Tak hanya makanan berat, ia menyarankan memilih jenis camilan yang dikonsumsi padat kalori namun tinggi nutrisi, seperti roti gandum dengan selai kacang atau alpukat.

Berikut tiga mitos kenaikan berat badan yang perlu diketahui, dikutip dari keterangan resmi Fita.

Makan apa saja tanpa melihat nutrisiMenaikkan berat badan bukan berarti bisa makan apa saja tanpa melihat kandungan nutrisi.

Orang perlu memilih makanan dengan nutrisi tepat agar berat badan naik secara sehat dan aman.

Mengonsumsi makanan yang tak sehat seperti makanan cepat saji justru bisa membuat kondisi skinny fat, yaitu saat tubuh terlihat kurus namun berperut buncit karena kadar lemak di dalam tubuh sangat tinggi.

Langsung menambah kalori terlalu banyakUntuk menaikkan berat badan secara aman, penambahan porsi makan dan asupan kalori perlu dilakukan secara bertahap.

Jika mudah mual saat makan banyak, cobalah ubah jadwal makan agar lebih sering.

Penambahan 300-500 kalori bisa dialokasikan saat mengonsumsi camilan di sela-sela waktu makan berat.

Perlu diperhatikan kenaikan berat badan yang wajar yaitu sekitar 0,5-1 kg per minggu atau 1-3 kg per bulan.

Tidak perlu berolahragaBermalas-malasan setiap hari mungkin bisa membuat tubuh gemuk tapi hal tersebut bukan cara yang sehat.

Dengan berolahraga justru bisa membantu metabolisme tubuh dan mendapatkan bentuk tubuh yang lebih ideal.

Pilih olahraga angkat beban yang dapat membentuk massa otot sehingga asupan kalori tambahan tidak mengendap menjadi lemak.

Sebuah riset pada 2016 menunjukkan latihan beban selama delapan minggu bisa meningkatkan massa otot hingga 1 kg.

Untuk menjalankan diet menaikkan berat badan tak cukup hanya mengetahui nilai Basal Metabolic Rate (BMR).

Nilai BMR hanya menghitung jumlah kalori paling minimal yang dibutuhkan tubuh untuk menjalankan fungsi dasar saja.

Selain BMR, penting juga diketahui cara menghitung Total Energy Daily Expenditure (TDEE), yaitu jumlah kalori yang dibakar tubuh setiap hari untuk melakukan berbagai aktivitas.

Sebelum menghitung TDEE, orang yang sedang diet perlu menghitung nilai BMR terlebih dulu dengan menggunakan rumus Harris-Benedict.

Setelah itu, nilai BMR bisa dikalikan dengan tingkat aktivitas fisik untuk mendapatkan TDEE.

Namun, nilai TDEE yang sudah dihitung berdasarkan rumus tersebut belum termasuk surplus kalori yang dibutuhkan untuk menaikkan berat badan.

Penambahan kalori untuk menaikkan berat badan biasanya berkisar 300-800 kalori per hari.

Kini, ada sejumlah platform maupun aplikasi yang menyediakan rumus perhitungan kebutuhan kalori otomatis yang dapat memudahkan pengguna sehingga tak perlu repot menghitung manual.

Salah satunya aplikasi Fita yang juga telah menghadirkan program baru untuk menaikkan berat badan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *