Mengetahui Penyebab Ulkus Dekubitus, Penyakit yang Diderita Rima Melati

Aktris senior, Rima Melati meninggal dunia pada Kamis, 23 Juni 2022 pukul 15.14 di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat dalam usia 84 tahun.

Sebelumnya, Rima Melati dikabarkan tengah dirawat di ruangan Intensive Care Unit (ICU) di salah satu rumah sakit kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 April 2022 lalu.

Kabar ini diungkap langsung oleh sahabat Rima Melati, Widyawati dalam kanal YouTube STARPRO Indonesia.

Menurut Widyawati dan putranta, Rima Melati menderita Ulkus Dekubitus.

“Itu karena dekubitus.

Jadi luka yang di belakang, yang biasanya kalau kita terlalu lama tidur itu yang membuat luka.

Akhirnya itu jadi ke mana-mana,” kata Widyawati dalam video, yang diunggah pada Selasa, 31 Mei 2022 lalu.

Menurut Mayo Clinic, Ulkus Dekubitus atau disebut juga dengan Bedsores adalah cedera pada kulit dan jaringan di bawahnya akibat tekanan yang berkepanjangan pada kulit.

Orang yang paling berisiko mengalami luka baring ini memiliki kondisi medis yang membatasi kemampuan mereka untuk mengubah posisi.

Sehingga menyebabkan mereka menghabiskan sebagian besar waktunya di tempat tidur atau kursi.

Fakta lainnya, Ulkus Dekubitus dapat berkembang selama berjam-jam atau berhari-hari.

Kebanyakan luka sembuh dengan pengobatan, tetapi beberapa tidak pernah sembuh sepenuhnya.

Mengutip laman cancer.gov, selain karena tekanan, Ulkus Dekubitus juga dapat disebabkan oleh gesekan pada kulit, baik dengan pakaian atau tempat tidur.

Pemicunya adalah kulit yang rapuh dan lembap.

Gesekan kulit dengan tempat tidur dapat terjadi ketika posisi dada atau kepala lebih tinggi.

Kondisi ini menyebabkan tubuh merosot ke bawah.

Kulit yang rapuh akan mudah mengalami Ulkus Dekubitus karena hal ini, terutama pada bagian tubuh seperti punggung dan bokong.

Ulkus dekubitus sering terbentuk pada kulit yang menutupi area tulang tubuh, seperti punggung, tulang ekor, pinggul, bokong, siku, tumit, dan pergelangan kaki.

Pasien yang tidak bisa bangun dari tempat tidur atau mengubah posisinya, atau yang selalu menggunakan kursi roda memiliki peningkatan risiko ulkus dekubitus.

Tanda dan gejalanya termasuk perubahan warna kulit dan pembengkakan, panas, nyeri akibat tekanan, dan nyeri di daerah yang terluka.

Jika tidak diobati, kulit dapat retak, melepuh, atau pecah dan membentuk luka atau bisul, yang mungkin memiliki drainase seperti nanah.

Ulkus dekubitus dapat merusak jaringan jauh di bawah kulit, termasuk lemak, otot, dan tulang.

Selain faktor tidak dapat bergerak karena kondisi tertentu, Ulkus dekubitus dapat terjadi akibat inkontinensia, di mana kulit menjadi lebih rentan dengan paparan urine dan tinja yang berkepanjangan.

Kurangnya persepsi sensorik.

Cedera tulang belakang, gangguan saraf, dan kondisi lain dapat menyebabkan hilangnya sensasi.

Ketidakmampuan untuk merasakan sakit atau ketidaknyamanan sehingga mengakibatkan seseorang tidak menyadari tanda-tanda peringatan dan kebutuhan untuk mengubah posisi.

Selain itu, nutrisi dan hidrasi yang buruk juga bisa menjadi faktor penyebab Ulkus Dekubitus.

Orang membutuhkan cukup cairan, kalori, protein, vitamin dan mineral dalam makanan sehari-hari mereka untuk menjaga kesehatan kulit dan mencegah kerusakan jaringan.

Faktor lainnya, kondisi medis yang mempengaruhi aliran darah.

Masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi aliran darah, seperti diabetes dan penyakit pembuluh darah, dapat meningkatkan risiko kerusakan jaringan seperti luka baring.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *