Tips agar Kolesterol Tak Melonjak saat Idul Adha

Idul Adha, yang identik dengan santapan daging kurban, jatuh pada 10 Juli 2022.

Chef Budi Sutomo berbagi trik dalam memilih daging sapi yang lebih sehat dan minim kolesterol untuk dihidangkan saat hari raya Idul Adha.

“Untuk konsumsi daging yang lebih aman, bisa memilih daging sapi bagian sirloin atau tenderloin yang memiliki kadar lemak lebih rendah.

Disamping itu, perlu pengolahan yang baik menggunakan bahan-bahan masakan yang aman,” kata Budi.

Untuk pengolahan, ia menyarankan penggunaan minyak zaitun, minyak bunga matahari, atau minyak jagung yang memiliki kadar kolesterol lebih rendah dibanding minyak kelapa sawit atau mentega.

Selain itu, Budi membagi tips agar menu daging menjadi lebih sehat.

Sebaiknya, hidangan yang disajikan dilengkapi dengan menu sayur seperti campuran salad atau daging yang diolah dengan sayur menjadi kaserol panggang atau kukus.

Hal ini bertujuan untuk menghindari kadar lemak yang berlebih dari proses pengolahan makanan.

“Dengan menerapkan pola gizi seimbang, hari raya Idul Adha dapat menjadi lebih sehat, maka harus diimbangi asupan daging dengan buah dan sayuran,” jelasnya.

Hindari konsumsi daging olahan seperti sosis, nugget, daging asap, dan daging olahan lain yang tinggi garam.

Ahli gizi Dr.

Tan Shot Yen mengatakan selain faktor stres, konsumsi lemak jenuh dari produk olahan juga dapat berimbas pada meningkatnya kadar kolesterol.

Tidak hanya kolesterol, produk olahan juga memiliki risiko penyakit berbahaya lainnya.

“Daging olahan seperti sosis, bakon, daging asap, dan sebagainya dapat meningkatkan risiko kanker, terutama kanker usus besar,” terang Tan.

Sejumlah proses mengolah daging yang tidak sehat, ditambah penyajian dengan porsi gizi yang tidak seimbang serta mengandung tinggi karbohidrat dan gula, juga bisa berakibat kegemukan.

“Daging yang dibakar atau digoreng dengan suhu tinggi dapat mengeluarkan akrilamida, polisiklik aromatik hidrokarbon yang dapat menimbulkan karsinogen (senyawa berbahaya penyebab kanker),” ujarnya.

Tan juga mengatakan penyajian daging dengan cara diolah menjadi menu tongseng, gulai, rendang, asam pedas, hingga kari masih diperbolehkan tapi tidak dikonsumsi secara berlebihan.

“Asal santan tidak dihangatkan berulang-ulang dan daging steik welldone tidak gosong,” tambahnya.

Ia mengatakan perihal hipertensi maupun kolesterol tidak selalu karena daging merah namun ada dua faktor lain.

Yang pertama adalah faktor yang tidak bisa diubah seperti genetik, usia, dan jenis kelamin.

Kemudian faktor yang dapat diubah, yaitu gaya hidup dan pola makan.

“Cara mengendalikan hipertensi bisa dilakukan dengan periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter, kemudian atasi hipertensi dengan pengobatan yang tepat dan teratur, tetap diet dengan gizi seimbang, upayakan aktivitas fisik dengan aman, dan menghindari alkohol dan zat karsinogenik lain,” tegas Tan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *