Jaga Selalu Kebersihan Gigi Palsu untuk Cegah Penyakit Mulut

Perhatian buat para pengguna gigi palsu.

Spesialis prostodonsi drg.

Andy Wirahadikusumah menyatakan pentingnya merawat gigi palsu dengan tetap menjaga kebersihan sehingga tidak menimbulkan masalah kesehatan gigi dan mulut lanjutan.

“Tetap kita menjaga kebersihannya seperti gigi asli.

Banyak juga masyarakat yang beranggapan, karena gigi palsu dia pikir ‘Dok, saya enggak perlu sikat lagi karena gigi palsu’.

Itu salah karena tentu akan menimbulkan masalah juga kalau tidak dibersihkan,” katanya.

Pada jenis gigi palsu permanen, Andy mengatakan pasien harus tetap menyikat gigi dua kali sehari pada waktu pagi setelah sarapan dan malam sebelum tidur serta melakukannya dengan baik dan benar.

Kemudian pada jenis gigi palsu lepasan, gigi tiruan itu harus dilepas pada malam hari untuk dibersihkan dan direndam supaya tidak ada sisa-sisa makanan yang terjebak.

Jika gigi palsu lepasan kotor, maka dapat berpotensi menimbulkan penyakit gusi atau gigi berlubang pada gigi-gigi asli yang masih tersisa.

Andy juga menganjurkan untuk melakukan pembersihan pada celah-celah gigi dengan benang gigi.

Menurutnya, cara perawatan ini sangat membantu untuk menjaga kebersihan daerah gigi yang tidak bisa dijangkau oleh bulu sikat.

“Benang gigi ini ada caranya.

Tapi yang pasti itu harus dimasukkan.

Pada saat dimasukkan, itu biasanya harus dilakukan gerakan mencungkil, bentuk seperti letter U terus ditarik ke atas supaya makanan yang nyangkut bisa terangkat,” paparnya.

Sama seperti pada pasien dengan gigi normal, pengguna gigi palsu juga harus tetap melakukan kontrol setidaknya satu kali setiap enam bulan.

Dengan rutin kontrol, maka dokter juga dapat mengecek kembali kondisi gigi palsu pada pasien, apakah masih bagus, sudah longgar, atau bahkan mulai tampak sisa makanan yang sering menempel pada daerah tertentu.

Jika pasien bisa menjaga kebersihan dan rajin kontrol ke dokter gigi, Andy mengatakan biasanya kondisi gigi palsu menjadi lebih awet.

Penggantian gigi palsu akan dianjurkan dokter apabila pasien menjalankan kebiasaan buruk pada kondisi gigi dan mulut.

“Misalkan sering jatuh atau kadang dipakai dan kadang enggak dipakai, itu nantinya akan mempengaruhi akurasinya (pas atau tidaknya gigi lepasan saat dipasang).

Kemudian kalau sudah kotor gigi palsunya biasanya sudah mulai berjamur, itu sudah harus dibuatkan yang baru,” kata Andy.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *